Kiat-Kiat Mengirim Naskah ke Penerbit Mayor. Jangan Lewatkan Nomor 4!

kirim naskah ke penerbit mayor


Kiat-Kiat Mengirim Naskah ke Penerbit Mayor. Jangan Lewatkan Nomor 4! - Saya sudah pernah menuliskan mengenai hal ini di sini. Akan tetapi, saya akan menambahkan beberapa hal melalui artikel ini. Sebab, setiap tahunnya pasti banyak hal yang berubah, termasuk dalam kiat-kiat mengirim naskah ke penerbit mayor. Untuk itu, saya mencoba untuk memberikan informasi pada kalian dan berharap bisa membantu kalian untuk menembus penerbit mayor.

Kiat-Kiat Mengirim Naskah ke Penerbit Mayor


1 | Memiliki Naskah Utuh yang Sudah Self-Editing


Yang jelas, sebelum mengirim naskah ke penerbit kamu sudah memiliki naskah yang utuh dan sudah di-self editing. Apa itu self-editing? Self editing adalah kegiatan yang harus kamu lakukan setelah menyelesaikan suatu novel atau naskah buku. Kamu bisa mendiamkan naskah tersebut selama dua sampai satu bulan setelah ditulis. Lalu, kamu baca kembali naskah tersebut dan carilah kesalahannya.

Ketika menulis novel atau menulis buku, kita tidak diperbolehkan menjadi seorang editor. Ketika menulis, kita murni seorang penulis. Tugas penulis adalah menyelesaikan naskahnya sampai selesai. Begitu melakukan self-editing, penulis akan berubah menjadi editor. Di sini, tugas kamu adalah mencari kesalahan dari naskah yang kamu tulis sendiri. Dengan mendiamkan naskah selama beberapa minggu, maka ketika kamu membaca kembali naskah tersebut, kamu akan lebih tahu bagian mana yang “tidak masuk akal” atau kesalahan tulis lainnya.

Kenapa harus melakukan self-editing? Toh, nanti ada editor dari penerbit?

Jawabannya, karena naskah kamu belum tentu diterima. Dengan mengedit naskahmu sendiri, kamu akan membuka sedikit kemungkinan naskah itu akan diterima. Tidak menutup kemungkinan editor akan mempertimbangkan naskahmu karena melihat potensi yang kamu miliki. Maka, melakukan self-editing itu sangat penting.

2 | Membuat Sinopsis Lengkap, Bukan Blurb


Awalnya, saya berpikir bahwa sinopsis yang dimaksud adalah sinopsis yang ada di belakang buku. Namun, ketika mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh salah satu penerbit mayor, saya tahu bahwa sinopsis yang ada di belakang buku itu namanya blurb dan bukan itu yang diminta oleh penerbit.

Apabila kamu baru mengirim naskah ke penerbit, sangat penting memberikan sinopsis keseluruhan cerita sampai ending dan bagaimana endingnya dari kisah tersebut. Sehingga, editor atau pihak penerbit tahu secara menyeluruh isi dari cerita kamu atau buku yang kamu tulis.

Dalam sinopsis tunjukkan mengenai karakter yang kamu tulis, ide cerita, konflik, bagaimana karakter menyelesaikan masalah, dan endingnya. Sudah jelas, kamu harus menonjolkan keunikan buku yang kamu tulis. Alasan kenapa buku kamu layak untuk diterbitkan. 

3 | Mengetahui Target Pembaca atau Target Pasar


Hal yang perlu kamu ketahui sebelum mengirim naskah ke penerbit adalah mengetahui siapa pembaca bukumu atau siapa target pembaca bukumu. Sebab, kamu pun harus mencantumkan hal ini pada data yang akan kamu kirimkan ke penerbit. Selain itu, dengan mengetahui siapa target pembaca, cerita yang kamu tulis tidak akan melebar ke mana-mana dan kamu bisa mengontrol isi cerita kamu. 

Sebagai contoh target pembaca adalah usia 18-24. Di usia ini antara remaja sampai remaja dewasa. Dengan begitu, isi cerita yang kamu tulis tidak boleh terlalu vulgar dan masih berkisar mengenai kisah anak remaja sekolah sampai remaja dewasa, kuliah dan awal bekerja. 

Berbeda lagi jika target bacamu adalah usia 25 ke atas, maka cerita yang bisa kamu tulis adalah mengenai masalah orang-orang dewasa seperti pekerjaan yang belum stabil, pernikahan, dan lainnya.

4 | Menggunakan Surat Pengantar dalam Badan Email


Hal yang perlu kamu ingat bahwa kamu harus menyapa penerima email dengan menuliskan surat di badan email. Dengan kata lain, kamu harus menulis surat pengantar di badan email. Hal ini seringkali dilupakan oleh penulis atau pengirim pesan. Tidak hanya dalam dunia literasi, pun terjadi di dunia pekerja.

Banyak para pencari kerja yang tidak mengisi badan email dengan kata pengantar atau surat pengantar, sehingga sebelum isi dibaca atau diunduh, penulis sudah tereliminasi terlebih dahulu.

Apa sih yang harus ada di surat pengantar? Kamu bisa cek surat pengantar yang saya kirim ke penerbit Gradien Mediatama tempat saya menerbitkan novel Madeira dan novel Arunika.

contoh surat pengantar kirim naskah ke penerbit mayor
contoh surat pengantar kirim naskah ke penerbit mayor



5 | Riset Penerbit yang Cocok


Jangan asal mengirimkan naskah ke penerbit! Kamu harus melakukan riset terhadap penerbit yang akan kamu percayakan mengenai naskah kamu. Meskipun itu penerbit mayor, kamu harus tahu rekam jejak penerbit tersebut. 

Bagaimana melakukan riset penerbit mayor?

Pertama, kamu bisa mengunjungi akun media sosial mereka. Lihat seberapa aktif akun penerbit tersebut, bagaimana interaksi mereka dengan pembaca. Lalu, cari tahu siapa saja penulis yang sudah bekerja sama dengan mereka.

Kedua, apabila kamu sudah kenal atau menemukan penulis yang sudah bekerja sama dengan mereka. Tanyakan bagaimana sistem kerja sama penerbit dengan penulis. Apakah uang royalti lancar? Apakah ada masalah internal dan bagaimana cara mereka memperlakukan penulis?

Ketiga, kunjungi situs penerbit tersebut. Cari tahu syarat dan ketentuan mengirim naskah. Apakah mereka menerbit novel? Novel apa yang mereka terbitkan? Apakah mereka bisa menerima naskah yang kamu tulis?

Setelah melakukan riset penerbit, sesuaikan dengan dirimu dan naskahmu. Lalu, kirimkanlah!

6 | Lupakan


Lupakan? Yap! Setelah mengirim naskah ke penerbit, tugas kamu selanjutnya adalah melupakan hal itu. Sebab, tidak semua penerbit menepati janjinya untuk memberimu kabar dalam tiga bulan. Bisa jadi, penerbit baru mengabarimu enam bulan kemudian.

Lalu, sampai kapan kita harus menunggu? Apabila sudah tiga bulan tidak ada kabar, kamu bisa kembali mengirim pesan, menanyakan mengenai nasib naskah kamu. Atau biasanya ada pemberitahuan di syarat dan ketentuan penerbit, apabila sudah tiga bulan tidak ada kabar, maka naskah kamu ditolak.

Setelah mengetahui naskah kamu ditolak, kamu bisa kembali mengedit naskahmu, merevisinya, kemudian bisa mengirimnya ke penerbit lain. Bisa jadi, di penerbit A naskah kamu ditolak, di penerbit C naskah kamu akan diterima.

7 | Personal Branding


Apa hal yang perlu diperhatikan selain menulis? Personal branding di media sosial. Personal branding sangat penting bagi penulis. Hal ini bertujuan agar kamu lebih dikenal oleh pembaca dan penerbit. Tidak menutup kemungkinan penerbit akan melakukan riset mengenai dirimu - seperti kamu melakukan riset pada penerbit. Maka, tunjukkan bahwa kamu memiliki potensi sebagai penulis dan mampu menjual karyamu sendiri.

Nah itu dia kiat-kiat yang harus kamu perhatikan untuk mengirim naskah ke penerbit mayor. Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment