Dari Kota Lama, kami menuju Lawang Sewu dan Klenteng Sam Poo Kong


Dari Kota Lama, kami menuju Lawang Sewu dan Klenteng Sam Poo Kong Kaus yang saya kenakan adalah kaus yang sama yang saya kenakan ketika berangkat dari rumah menuju Surabaya, kemudian Semarang. Begitu pula dengan tas ransel – yang beratnya berkilo-kilo – masih saya panggul lewat kedua bahu saya. Tak ketinggalan tas cokelat rumbai-rumbai tersilang melewati dada. Usai dari tempat foto akar-akar, kami berbelok ke arah kiri dan menuju halte Trans Semarang. Kami bertanya kepada salah seorang perempuan yang akan naik bus juga, bagaimana cara menuju Lawang Sewu. Salah satu bangunan yang menjadi ikon kota Semarang. Pun bangunan yang terkenal akan hal-hal di luar nalar.

Halte Trans Semarang yang dekat dengan Kota Lama ini, berupa bangunan dari besi. Tidak terlihat kokoh dan memang ketika saya naik, bangunan tersebut bergoyang. Mungkin, tak banyak yang naik Trans Semarang dari sini, sehingga halte dibangun asal ada.

Bus yang harus kami tumpangi pun datang. Ini kali pertama saya naik BRT. Tinggi bus dan pintu sejajar dengan halte, sehingga kami cukup melangkah untuk masuk. BRT amat lenggang, hanya ada kami berlima – termasuk kernet bus dan sopir -. Kursi BRT ditata di tepi-tepi dengan bagian tengah untuk orang berdiri. Ada pegangan yang menggelantung di atas sana. Kami membayar tiket Rp. 3500-, untuk turun di Balai Kota Semarang. Kami harus turun di sana, untuk menuju Lawang Sewu.
Saya menarik napas lega, karena punggung saya terbebas dari tas ransel yang berisi pakaian serta keperluan saya selama empat hari di Semarang, meskipun hanya sejenak. Karena, tak lama kemudian kami sudah sampai di Balai Kota.

Perjalanan ke Semarang Jawa Tengah : Kota Lama dan Padang Rani bagi Kamu Yang Suka Vintage


Perjalanan ke Semarang Jawa Tengah : Kota Lama dan Padang Rani bagi Kamu Yang Suka Vintage Semarang terkenal dengan wisata bangunan tua. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda tersebar di penjuru kota Semarang, terutama di Kota Lama. Semarang pun terkenal dengan lumpianya . Kulit lumpia bercampur rebung, daging dan bumbu rahasia tersebut benar-benar memikat wisatawan. Semarang pernah saya jadikan setting dalam novel saya – Rai dan Nai. Semarang, merupakan salah satu destinasi yang harus saya datangi di tahun 2017. Maka, 27 April sampai 1 Mei kemarin saya pergi ke sana.

Ada seorang kawan di jejaring sosial facebook membicarakan mengenai Semarang, saya pun menyahut, mengajaknya untuk ke Semarang. Akhirnya, ada beberapa orang yang ingin ikutan. Terbentuklah grup WhatsApp. Di sana kami membicarakan perihal ke Semarang, rencana ke sana, siapa saja yang ikut, mengenai penginapan, dll. Sayangnya, dari sekian banyak orang di grup itu, pada akhirnya mereka mundur satu per satu. Yang tersisa hanya saya dan Siti. Karena kami sama-sama sudah niat ingin ke Semarang dan memiliki pandangan yang sama “asal ada teman, lanjut”, akhirnya kami berangkat satu bulan kemudian ke Semarang.

Backpacker Semakin Menyenangkan Dengan Menginap di Airy Rooms Semarang



“Mbak, informasi penginapan murah di Semarang dong.”

Siang itu, ketika kami sudah memutuskan untuk ke Semarang berdua, saya mengirim pesan pribadi ke Mbak Ika, salah satu blogger Semarang. Rencananya, saya dan Siti akan jalan-jalan ke Semarang akhir April nanti. Mengingat kami sama-sama buta kota Semarang, saya akhirnya bertanya mengenai penginapan ke Mbak Ika.

Setelah menjelaskan maksud tujuan saya ke Mbak Ika, akhirnya Mbak Ika membalas,”Kenapa nggak pesan lewat Airy Rooms saja, Dek? Hotelnya bersih, nyaman dan murah”, balasnya.

Membaca tiga kata bersih, nyaman, murah tergabung dalam satu kalimat, membuat saya berguman,”Iya, ya. Kenapa nggak cek Airy Rooms dulu?”

Akhirnya, saya segera membuka aplikasi Airy Rooms yang sebelumnya sudah saya download lewat Google Play. Di sana saya memasukkan lokasi, waktu check in dan check out. Kemudian, di sana saya sudah disuguhi tampilan pilihan kamar beserta harga penginapan atau hotel di Semarang. Saya mencari yang terjangkau dengan fasilitas yang oke, seperti hotel tidak jauh dari tempat wisata di Semarang.

Saya pun menemukan kamar hotel yang cocok untuk kami. Ditambah lagi, lokasinya tidak jauh dari tempat wisata Lawang Sewu dan beberapa wisata lainnya. Hotel tersebut berada di Semarang Barat Amarta Raya. Saya pun memberitahu Siti mengenai hal tersebut. Dia pun setuju. “Eh, nunggu ada diskon saja gimana?”celetuknya lewat WhatsApp, sebelum saya memesan.

“Diskon?”