Bali Trip - Part 3: Mengejar Sunset di Pantai Pandawa



Bali Trip - Part 3: Mengejar Sunset di Pantai PandawaSebagai pengingat, sebelumnya saya sudah menulis mengenai Bali Trip- Part 1 dan Bali Trip – Part 2. Kedua artikel itu membahas mengenai Pantai Tanjung Benoa dan Water Blow. Untuk kali ini, masih di hari yang sama, perjalanan kami berlanjut ke pantai Padang-Padang dan Pantai Pandawa. Ah, sepertinya pemburuan kami memang mengenai pantai-pantai saja ya.

Setelah selama kurang lebih dua jam di GWK, Bali, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Padang-Padang. Gila ya, jalannya macet, udara panas – padahal kayak pegunungan gitu jalannya kelok-kelok, dan saya benar-benar lemas gila. Ingin muntah. Sumpah kalau yang ini benar-benar lemas saya.

Selama perjalanan itu saya berharap hanya satu, segera sampai di tujuan! Mau bagaimana lagi? Masa iya, saya nyari uber buat balik ke hotel? Nggak lucu. Akhirnya, ketika kendaraan yang kami tumpangi berhenti, saya menarik napas lega. Sayangnya, masalah mual dan lemas itu belum juga selesai dengan berhentinya kendaraan.

Pantai Padang-Padang

Saya lupa jam berapakah kami sampai di Pantai Padang-Padang, yang jelas saat di sana saya merasa panas sekali. Tidak matahari maupun udara. Ditambah lagi, untuk mencapai pantai kami harus melewati anak tangga dan jalan sempit yang diapit batu karang. Kalau seandainya keadaan saat itu tidak ramai sekali, pasti terlihat bagus dan eksotis kalau berfoto di sana. Sayangnya, kami harus berhimpitan dan jalan bergantian untuk melewatinya.


Untuk masuk ke kawasan Pantai Padang-Padang kami harus mengeluarkan kocek sebesar Rp. 5000 saja. Saat itu keadaan tubuh saya sudah sangat lemas, sudah mau muntah dan kepala pusing. Saya pikir saya bisa mencari tempat teduh jika sudah di pantai, ternyata saya salah. Sesampainya di pantai keadaan saya tidak membaik, justru memburuk. Saya sudah tak kuat!



Itulah kenapa saya hanya mendapatkan dua foto saja untuk pantai Padang-Padang. Asli hanya dua foto! Setelah itu saya mencari warung di sisi pantai yang penuh dengan bule dan saya memesan teh panas. Eh, yang jualan galak lagi, nggak ada ramah-ramahnya! Ish. Saya minta teh panas malah ditawarin teh botol! Mbok-Mbok! Coba saya tidak sedang butuh tempat teduh dan minuman hangat, pasti sudah pindah warung.



Seingat saya, di Padang-Padang tidak memiliki bibir pantai yang luas, sehingga setiap jalan selalu ada bule-bule berjemur. Di sana full bule. Dari semua pantai yang saya datangi hari itu, Pantai Padang-Padang paling panas.

Karena keadaan pantai yang tidak asik, akhirnya kami kembali naik dan melanjutkan perjalanan. Saya masih lemas dan kawan-kawan saya berjalan di belakang saya takut-takut saya pingsan. Saya sendiri juga takut kalau pingsan- xoxo.

baca juga Bali Trip - Part 2

Pantai Pandawa



Akhirnya, ini adalah destinasi terakhir kami untuk hari ini – yeah untuk Bali trip juga sih. Karena besok kami harus kembali ke Surabaya. Sebelum memutuskan ke Pantai Pandawa, kami sempat ke Uluwatu, tetapi karena tahu tempat tersebut bayar dan ada larangan untuk wanita yang sedang haid dilarang masuk, akhirnya kami memutuskan ke Pantai Pandawa. Singkat cerita, kami mengejar sunset.

Jadi, dari Uluwatu kami beranjak ke Pantai Pandawa. Lagi-lagi, perjalanan tidak lancar. Macet dan semakin membuat saya mual. Selama perjalanan saya hanya diam dan tidak bisa menikmatinya. Err, benar-benar menyebalkan. Sesampainya di Pantai Pandawa, saya sudah ingin muntah, tapi saya tahan. Sampai akhirnya, kami pun di pantai.



Saat itu, sunset sudah terlihat, sayangnya kami berada di pantai yang kurang tepat sehingga tidak bisa melihat mataharinya. Kami hanya melihat cahaya oranye saja. Ah, yasudahlah. Sampai akhirnya Aya ngajarin saya motret.



Intinya, di Pantai Pandawa kami hanya potret-potret bersama dan menikmati malam yang mulai turun. Sampai akhirnya, kami memutuskan pulang dan mengakhiri perjalanan kami hari itu. Saya pun sudah tak sabar sampai di hotel dan memuntahkan isi perut.

Ah, tak perlu sampai hotel, ternyata dalam perjalanan saya sudah muntah. Bye-bye ikan teri dan tempe tiga puluh ribu!

“Mbak,ikan teri tiga puluh ribuku hilang,”celetukku. Sontak teman-teman dalam kendaraan tertawa. Ya, saya harus berkata demikian, kasihan mereka barusan dengar hoek-hoek saya. Jadi, kita impas ya – xoxo.

Sesampainya di hotel saya mandi dan tidur? Ah tidak. Saya mandi dan melanjutkan perjalanan kecil-kecil kami di Bali. Kali ini tidak pakai kendaraan, tapi jalan kaki. Meskipun saya sedang tak sehat, tapi saya tak mau menyia-nyiakan waktu saya di sana.


Saya menengok kehidupan malam di Bali.

xoxo

4 comments:

  1. wah jadi pengen rasanya ke bali,... belum pernah ke bali,.. mungkin yang saya rasakan juga gitu, kalau pun sakit pasti akan tetep saya sempetin jalan2 di bali,..

    ReplyDelete
  2. Pasti gak enak travelling diserta mabok...mbok mbok mbok...xixixi

    ReplyDelete
  3. Pemandangan di pantai Pandawa keren ya

    ReplyDelete