Bali Trip : Part 1 - Tanjung Benoa dan Water Blow


Bali Trip : Part 1 - Tanjung Benoa dan Water Blow  - Perbedaan waktu antara Pulau Jawa dan Pulau Bali – meskipun hanya selisih satu jam saja – tetap membuat saya linglung mengenai waktu shalat. Kira-kira pukul enam pagi, saya bangun, shalat kemudian membuka gorden di kamar hotel. Di luar masih gelap. Cahaya matahari masih enggan menampakkan diri. Usai shalat, saya mandi bergantian dengan Mbak Eda dan Ara. Lalu, kami siap-siap turun untuk sarapan plus bersiap-siap melakukan perjalanan di hari itu.

Seperti yang sudah kami jadwalkan, Sabtu 13 Agustus 2016 kami akan melakukan perjalanan keliling Bali. Bahkan, kami sudah menentukan ke mana saja kita hari itu. Di Bali, kami sudah menyewa mobil elf plus supir dari kenalan teman blogger juga. Kami mendapat harga sekitar 1jt untuk berkeliling Bali selama kurang lebih 12 jam. Tentu, destinasi sesuai permintaan kami.

Sayangnya, ketika saya sarapan hujan tiba-tiba turun pagi itu. Sedikit kecewa dan takut saya akan kehilangan momen penting nantinya. Lebih tepatnya, saya takut tak bisa mengabadikan langit Bali yang cerah. Hujan terus berlajut, bahkan semakin deras meskipun langit terlihat cerah.

“Ah, pasti ini hujan lewat. Sebentar saja,”ujar saya.

Benar saja, ketika waktu menunjukkan pukul delapan lebih hujan berhenti, meninggalkan jejak-jejak basah di tanah. Saat itu, mobil elf dan supir yang akan mengantarkan kami keliling Bali sudah sampai dan saya pun siap berangkat.

Tanjung Benoa, Bali



Tujuan pertama kami adalah ke pantai Tanjung Benoa. Awalnya, dijadwal pertama adalah ke Water Blow, tapi karena kata pak supirnya Tanjung Benoa juga bagus dan dekat dengan Water Blow, maka kami pun ke sana.

Sebelum sampai di tujuan, kami melewati jalan tol. Jalan tol tersebut berbeda dengan jalan tol kebanyakan. Jalan tol Bali Mandara meliuk-liuk di atas laut. Entah berapa panjangnya. Saya bilang meliuk-liuk karena semacam bersunsun. Lebih jelasnya bisa diintip di foto bawah ini. Maaf, saya mengambilnya dari Google, karena waktu itu belum sempat memfoto. Selain karena laju mobil yang cepat tapi juga karena saya mulai merasa .... mual.

taken from www.mmindustri.co.id
Sesampainya di Tanjung Benoa, daripada saya pusing mikirin perut yang dikocok-kocok, akhirnya saya pamit ke kamar kecil dan memuntahkan isi perut. Bye-bye sarapan enak. Setelah perut sudah enakan, saya menyusul rombongan yang kini sudah di pantai berselfi ria.

Mengenai Tanjung Benoa, pantai ini merupakan arena olahraga laut atau bahasa kerennya watersport. Di sini, kamu-kamu tak hanya bisa mainan pasir dan air laut saja, tapi juga sekalian olahraga. Tentunya, berbayar.




Banyak watersport yang bisa dicoba, dari Jetski, Banana Boat, Waterski, Snorkeling dan beberapa macam lainnya. Apakah saya mencoba salah satu wahana olahraga tersebut? Jawabannya, tidak. Saya sama sekali tak memiliki rencana untuk berenang atau main air. Saya tidak membawa baju ganti. Lebih tepatnya, saya tak mau repot dan pasti saya harus membayar mahal – xoxo.

Jadi yang saya lakukan di sana adalah foto-foto dan selfi. Waktu di Tanjung Benoa pun tak lama, lantaran sangat-sangat panas. Bayangkan saja, sepanjang pantai itu luas sekali dan tak ada tempat berteduh. Fiuh. Terlebih lagi badan lagi nggak enak banget. Akhirnya, kami pun memutuskan ke Water Blow.

Hal yang saya sesalkan ketika di Tanjung Benoa bukanlah karena tak menikmai watersport, tapi karena tak menghasilkan foto yang bagus dengan Etro. Saya lihat, foto-foto Tanjung Benoa di internet, keren-keren.

Saya hanya bisa menghasilkan ini.




Water Blow, Bali


Usai dari Tanjung Benoa, kami ke Water Blow yang jaraknya cukup dekat. Yang mengejutkan dari lokasi Water Blow  yang berada di Nusa Dua Bali ini adalah tempatnya yang mirip sekali seperti taman kota. Semacam perumahan mewah yang sering saya temui di Surabaya. Yang membedakan adalah di sisi-sisi taman tersebut terdapat pantai. Benar, berada di sana ke manapun saya memandang yang saya lihat adalah pantai.




Ngomong-ngomong soal pantai di Bali, tentu saja banyak bule di mana-mana.


pantai sisi kiri

pantai sisi kanan

Mau di sebelah kanan maupun kiri, terhampar pantai dan laut yang indah. Tentunya, bule pun ada di mana-mana, terlebih lagi di pantai sebelah kanan. Saya dan kawan-kawan terus berjalan lurus ke arah tujuan kami yaitu Water Blow yang berada di ujung. Tentunya, sebelum sampai di sana saya memotret keadaan dan berselfi ria bersama yang lain.







Setelah berjalan beberapa menit, kami sampai di sebuah gapura dengan tulisan Water Blow. Usai masuk gapura, saya melihat jalan setapak dengan sisi-sisinya ada tanaman-tanaman hijau beserta batu karang. Ya, di Water Blow kita menemukan batu karang di mana-mana. Tentunya yang tak berbatu karang adalah di jalan setapak yang ujungnya berupa bangunan memutar tempat di mana air sering menabrak karang.


Norak-norak bergembira, yeay!






Water Blow sendiri merupakan tempat kita bisa melihat ombak menabrak batu karang dan menciptakan cipratan air yang tinggi. Untuk melihat pemandangan tersebut, kita harus menunggu sampai ombak datang. Sayangnya, sudah lama menunggu ombak hanya kecil dan cipratannya pun biasa saja. Tapi saya cukup puas karena saya mendapatkan lebih baik sekadar mendapat foto ombak.


Hanya setinggi ini ombak yang saya dapatkan




Selain bule di Water Blow juga dipenuhi oleh orang-orang Cina yang berbicara menggunakan bahasa Cina – bukan orang Cina yang lancar Bahasa Indonesia loh ya. Saya suka sekali mendengarkan mereka berbicara karena seperti mendengar obrolan ketika saya menonton film orang Cina.

Karena sudah lama menunggu namun tak ada ombak datang dan bosan foto-foto, akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan Water Blow. Tentunya, saya dan beberapa teman pergi ke pantai dekat situ dan melihat pemandangan pantai yang asik.

Perjalanan kami di Bali tak hanya sampai di sini. Selanjutnya, kami akan pergi ke GWK.


Sudah saya katakan, saya mendapatkan yang lebih baik - xoxo

xoxo,
Wulan K.


4 comments:

  1. Akkk...keren...keren si kakak paling bawah...hahahha

    ReplyDelete
  2. Hahahaha...Ternyata golnya yang pertama di sini tho?Tak kira hanya sambal balado teri aja :)
    Suk yen ngetrip ke Mojokerto awakmu sing jadi guide yo.

    ReplyDelete
  3. nggak rugi deh nunggu ombak, dapatnya ombak yang menghempas hati :D

    ReplyDelete
  4. Aiih..siapa tuuuh?
    jadi, kapan kamu traveling ke Semarang?

    ReplyDelete