City Tour: Waroeng Omah Sejarah Soeroboyo


Waroeng Omah Sejarah Soeroboyo - Surabaya, Sabtu 21 Mei 2016, kami blogger Surabaya diundang untuk mengikuti kegiatan City Tour yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Sebelumnya, kami (saya) diundang untuk rapat yang diadakan di Gedung Ex-Siola Surabaya untuk membahas acara City Tour tersebut. Akhirnya, kegiatan yang direncanakan tersebut terlaksanakan pada hari Sabtu pagi, pukul delapan diiringi gerimis manja di kota Pahlawan.

Usai mengisi data kehadiran, kami diberikan tanda pengenal sebagai peserta kegiatan city tour bagi komunitas blogger Surabaya. Awalnya, ada sebanyak 50 orang nama yang terlampir dalam undangan namun, yang hadir hanya sekitar 22 orang saja. Kami pun berangkat sekitar pukul sepuluh pagi, menggunakan bus pariwisata.


Dari gedung Ex-Siola Surabaya, kami melewati Hotel Majapahit yang menjadi saksi bisu peristiwa perobekan bendera triwarna di Surabaya. Di sini kami tidak turun dan melihat langsung, hanya melewati saja dan guide menjelaskan sejarah mengenai hotel tersebut.

H.O.S Tjokroaminoto


Usai dari Hotel Majapahit perjalanan berlanjut ke kediaman H.O.S Tjokroaminoto, yang berlokasi di Jl. Peneleh 7, Surabaya. Kediaman H.O.S Tjokroaminoto ini merupakan tempat yang pernah ditinggali oleh Ir. Soekarno atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno. Di rumah Tjokroaminoto ini, kami disuguhkan dengan pemandangan rumah jaman dahulu. Dengan pagar dan biarai kayu yang sudah dicat warna baru. Di dalamnya, terdapat kursi-kursi yang mengingatkan saya akan kursi di rumah saya dahulu.





Guide menjelaskan secara singkat mengenai tempat sejarah tersebut. Mengenai kamar yang pernah disinggahi Bung Karno, berada di lantai dua. Menurut saya, kamar tersebut semacam loteng, karena untuk mencapainya susah sekali. Dinding-dingin di dalam rumah tersebut dihiasi foto-foto jaman dahulu kala. Ya, namanya juga tempat sejarah.

Warung Omah Sejarah (WOS)

Dari kediaman Tjokroaminoto, kita beralih ke Jl. Achmad Jais Masjid No.34-36, Plampitan VIII, Surabaya, yang berjarak beberapa gang dari lokasi awal. Karena jaraknya yang dekat, kami diminta untuk berjalan kaki ke Warung Omah Sejarah, yang merupakan tempat ... di sana seringkali dijadikan tempat “cangkruk’an” arek-arek Suroboyo, sekadar ngopi atau membahas mengenai masa lalu. Tentunya, masa lalu yang saya maksud adalah mengenai sejarah, bukan soal mantan ya :D. WOS awalnya adalah rumah Cak Roeslan Abdulgani merupakan wartawan zaman revolusi. Kini, WOS ditinggali oleh Mas Djarot Indaedhi.

Tidak jauh berbeda dengan kediaman Tjokroaminoto, di kediaman Cak Roeslan Abdulgani kita juga disuguhi mengenai sejarah. Justru, di sini kita akan diberikan pengetahuan sejarah secara gratis dari cucu menantu Cak Roeslan Abdulgani itu sendiri, yaitu Mas Djarot.

Beruntungnya, kami bisa bertemu dengan Mbah Syafii, salah satu saksi sejarah yang pada jaman dulu. Kini, Mbah Syafii berumur 80 tahun. Namun, beliau sangat ramah dan masih memiliki memori yang kuat. Mbah Syafii sangat menyenangkan, karena beliau memiliki selera humor tinggi serta bersedia menjelaskan hal-hal yang kami tanyakan. Keberuntungan tak hanya sampai di situ saja, tapi juga ketika kami bisa bertemu langsung dengan mantan ajudan Bung Karno, Mbah Kariman.

Saya sangat kagum pada Mbah Kariman, karena beliau masih memiliki ingatan yang segar bugar, semangat tinggi di usianya yang ke 90. Bahkan, saat tubuhnya sudah lemah dan ketika berjalan harus menggunakan tongkat serta tangan gemetar, beliau masih mau memberikan sedikit cerita di masa lalu.
kiri: Mbah Syafii, kanan: Mbah Kariman


Usai dari rumah-rumah bersejarah tersebut, kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Lawas Maspati yang terletak di.


4 comments:

  1. aduhhh pengen banget kesana. TFS ya mbak, semoga ada kesempatan ke rumah pak hos tjokro. salam kenal

    ReplyDelete
  2. gw suka sensasi ke tempat sejarah, suka ajah kecemplung dengan efek berasa ada di jaman itu.
    hebat orang orang jaman dulu, gizi nya gak kayak sekarang tapi awet dan bugar tubuhnya. .


    buleipotan.com

    ReplyDelete
  3. wah mengasyikan ya jalan-jalannya ya, rumah kunonya juga masih bagus ya

    ReplyDelete
  4. surabaya warung omah, unik namanya,, beda dengan warung2 yang lainnya.... rumah kunonya juga masih bagus

    ReplyDelete