Pameran Seni Rupa Gerhana Matahari di Yogyakarta



Pameran Seni Rupa Gerhana Matahari di Yogyakarta -Akhirnya, setelah tiga tahun lamanya saya menginjakkan kaki kembali ke kota kenangan, ah, yang saya maksud adalah Jogja. Saya menyebutnya kota kenangan, padahal saya belum pernah menggoreskan kisah di sana. Hanya sekadar angan-angan dan ketika membuat sebuah cerita, Jogja tak pernah luput dari kisah yang saya tuliskan. Dan, akhirnya seminggu yang lalu, saya berangkat ke sana, menggunakan kereta ekonomi yang nyaman.
Fenomena gerhana matahari yang terjadi beberapa hari yang lalu, nampaknya masih membekas di Jogjakarta. Hal ini terbukti dengan adanya pameran seni rupa gerhana matahari yang berlangsung antara tanggal 11-20 Maret 2016. Sampai artikel ini saya terbitkan, tentunya pameran seni tersebut telah usai. Saya bersyukur bisa menikmati karya-karya yang luar biasa tersebut, ketika di sana. Ah, saya selalu kagum dengan seniman.

Peserta pameran sendiri merupakan seniman kawakan yang sudah lama malang melintang di dunia seni rupa. Saya pun sebenarnya tidak tahu menahu mengenai seniman-seniman penggores warna tersebut, kalau Rizky tidak memberitahu saya. Saya hitung-hitung, ada sekitar dua puluh seniman yang mengikuti pameran seni rupa gerhana matahari. Pameran Seni Rupa Gerhana Matahari tersebut diberi nama KALA RAHU.

Kala Rahu sendiri merupakan raksasa menelan bulan sehingga terjadi gerhana. Untuk kisah mengenai raksasa Kala Rahu, bisa teman-teman baca-baca di internet sendiri, ya. 

Berikut adalah beberapa foto yang berhasil saya abadikan ketika menikmati karya seni rupa di pameran seni rupa gerhana matahari.


Otje Lamno, "Tirta Amerta"

Felix S Wantoo, "Jagad Raya"

Ibu
Seingat saya lukisan di atas memiliki nama "Ibu", sewaktu melihat lukisan ini, saya menatapnya cukup lama. Berharap dapat mengerti pesan yang disampaikan melalui karya seni ini.



Nasirun, "Semoga Kembali Terang"


Susilo Budi Purwanto, "Pemanah Matahari"
Lukisan ini merupakan salah satu lukisan yang membuat saya terpukau. Goresannya terlihat begitu hidup. Saya dan Rizky sama-sama mengaggumi lukisan ini. Warna kuning, si matahari terlihat nyata, cerah, dan memukau.


Sigit Santoso, "Mata Hari"

I Dewa Made Mustika. "Perjalanan Sang Waktu"


Erica Hestu Wahyuni, "Solar Eclipse Avenue"
 Ini dia, lukisan yang memiliki ukuran tersebesar di pameran. Ukurannya sekitar 200 x 300 cm. Warna yang terdapat dalam lukisan pun lebih berwarna daripada lukisan lainnya.



Saya berharap, kelak ketika saya menginjakkan kembali ke kota kenangan, saya bisa menikmati karya seni lainnya atau menikmati festival budaya di sana.


xoxo,
Wulan K.

5 comments:

  1. Keren-keren yaa lukisannya. Gerhana matahari kemarin sayang ga bisa lihat yang total, di Semarang hanya gelap dikit ajah.

    ReplyDelete
  2. aku suka juga melihat2 lukisan, tapi yg aku favoritin biasanya lukisan realisme, naturalisme dan romantisme..intinya yg jelas gambarnya :D apalgi kalo udh menggambrkan alam, wah suka bgttt.. kalo lukisan kayak abstrak, ato impresionisme kyk bberapa yang di atas, bukanya ga suka, tapi aku susah nangkep arti dari lukisannya :D.. jd terkadang cuma bisa menikmati warna2nya aja :D

    ReplyDelete
  3. wah datang juga harus tahu seni ya, kalau aku bilang sih bagus tapi kalau yang ngerti mungkin ada penilaian tersendiri

    ReplyDelete
  4. Wahh.... kekinian banget ya tema galeri seninya. Dan gak melulu tentang GMT tapi juga mitos2 ttgnya

    ReplyDelete
  5. lukisannya bagus semua
    sy yg kesengsem lukisan albert einstain
    salam sukses :)

    ReplyDelete