Berkunjung ke House Of Raminten Yogyakarta

taken from wikimedia.org
Berkunjung ke House Of Raminten YogyakartaHouse of Raminten, pertama kali saya baca pada tulisan dari Mbak RedCarra. Di sana membahas mengenai House of Raminten, mengatakan bahwa rumah makan itu sangat kental dengan budaya Jawa. Nah, karena mendengar kata-kata budaya, saya pun berniat untuk mengunjunginya suatu saat ketika berkunjung ke Jogja. Dan, kemarin akhirnya saya pergi ke rumah makan ini! Yeah!

House of Raminten terletak di Jalan Faridan Muridan Noto No. 7, Gondo Kusuman, Kota Baru, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti biasa, saya ditemani Rizky sewaktu berkunjung ke rumah makan tersebut. Ketika kaki saya menginjakkan di lantai warung makan, saya sudah mencium wewangian semacam menyan atau bunga-bunga untuk nyekar ya? Dan, di depan pintu masuk sudah terdapat tatanan bunga-bunga itu.

Kami disambut oleh seorang mas-mas yang menunjukkan di mana kami bisa duduk. Kami memilih tempat duduk di lantai dua. Hampir semua bangunan dari House of Raminten terbuat dari kayu yang dikelir coklat matang, mengkilap. Saat kaki kami menapaki anak tangga, terdengar bunyi kriut yang menyenangkan.


Waktu itu kira-kira jam lima sore waktu DIY, sehingga matahari sudah siap-siap hendak meninggalkan kota Gudeg. Saya pun memilih tempat duduk di tepian, yang masih mendapatkan cahaya matahari. Maklumlah, saya hanya punya kamera saku yang mengharuskan mendapatkan banyak cahaya agar hasil fotonya bagus.



Tempat duduk di House of Raminten terbuat dari anyaman kayu, entah jenis kayu apa, yang berbentuk kursi namun tanpa kaki. Duduknya lesehan, tapi ada buat sandaran gitu. Kami memilih tempat duduk untuk dua orang.

“Ky, kita pesannya di mana?”tanyaku, setelah melihat-lihat buku menu.

“Nanti didatangi, Mbak,”jawab Rizky. Tak lama kemudian, seorang mbak-mbak memakai kemben dan dandanan menor menghampiri kami. Ia menyerahkan buku menu, saya pilih-pilih makanan, kemudian si Mbaknya nyatat. Setelah itu, ditotal dan kami langsung membayar. Oh jadi begini, cara transaksi di House of Raminten. Benar-benar berbeda dengan restoran lainnya.

Jadi, si Mbak ini bawa walkie talkie untuk berkomunikasi dengan pegawai lainnya. Dia juga membawa tas pinggang, berisi uang untuk bertransaksi dengan pelanggan. Setelah si Mbak-nya pergi, tidak lama kemudian pesanan kami datang. Hmm, cepat juga ya.

Jadi yang kami pesan adalah:

1 Ayam Koteka  Rp.15.000,-
1 Nasi Bakar Teri Rp. 11.000,-
Sate Lilit  Rp. 10.000,-
Sego Kucing Double Rp. 5.000,-

Minumnya:

Es Seger (apa gitu, lupa) Rp. 9000,-
Es Susu Prawan Rp. 9.000,-

Ayam Koteka


Jadi, ayam koteka ini merupakan ayam yang dicampur dengan bumbu dan dimasak di dalam bambu berukukuran kecil. Ayam koteka sendiri disajikan bersama sambel ijo. Rasanya lumayanlah. Tapi, kurang berasa juga bumbunya. Mungkin, kurang asin.


Nasi Bakar Teri


Saya memesan nasi bakar karena memang belum pernah mencobanya. Sebenarnya sih, ayam koteka juga belum pernah. Intinya, saya datang ke sini untuk mencicipi makanan yang “aneh” dan belum pernah saya coba. Rasa nasi bakarnya enak, apalagi di dalamnya ada ikan teri. Nasi bakar disajikan dengan krupuk dan nasinya dibungkus dengan daun pisang, di dalam nasi tersebut ada ikan teri. Nasi Bakar tidak hanya ikan teri saja, tapi juga ada yang isi ayam.



Es Susu Prawan


Wah, dari namanya saja sudah menarik banget ya. Saya jadi tertarik untuk mencicipi susu perawan ini, padahal saya sendiri perawan. *xoxo*. Okai, akhirnya saya cicipi juga. Rasanya enak. Seger, agak ada rasa hangat gitu. Semacam jahe kali ya? Dan juga rasa kayu manisnya terasa banget. Dari bahannya sih, terbuat dari brown sugar, ginger, cinnamon, and spices. Yang lebih unik lagi, penyajian dari es susu perawan ini, yaitu di dalam gelas keramik berbentuk susu. *xoxo*


Sate lilit, Sego Kucing


Untuk dua makanan ini pesanan si Rizky. Saya sendiri tidak ikut mencicipinya, hanya sempat saya foto saja. Kalau dilihat sih, sego kucing di sini murah meriah. Lima ribu rupiah sudah dapat nasi dobel dengan telor ceplok, ikan teri, dan oseng tempe. Sate lilitnya, kalau saya tak salah lihat terbuat dari tahu yang yang dikepal dan disajikan dengan saus.




Dari sekian makanan yang saya sebutkan di atas, bisa dibilang enaklah ya. Apalagi nasi bakarnya. Sayang sekali, makanannya sudah siap saji, sehingga disajikan dalam keadaan dingin. Ah, inilah alasam kenapa penyajiannya cepat sekali.

House of Raminten tidak hanya menyediakan rumah makan saja, tapi juga menjual pelbagai panganan untuk oleh-oleh. Dan, saat meninggalkan rumah makan tersebut sempat saya lirik-lirik juga menjual berbagai macam kaos.

Rumah makan ini memang khas jawa pakai banget, tapi bukan berarti yang datang juga orang-orang dewasa saja.Remaja dan anak-anak muda juga banyak yang datang ke sini.

Ah, itulah penggalan kisah saya sewaktu mampir ke House of Raminten. Usai dari situ, saya mengajak Rizky ke Taman Pelangi yang beradai di Monumen Jogja Kembali.

Xoxo,

Wulan K.

4 comments:

  1. enak tuh kayaknya es susu perawan :D

    ReplyDelete
  2. Nama makanannya lucu ih...agak2 porno

    ReplyDelete
  3. Nama makanan dan minumnya unik bngt ya.. Jd tempat referensi klau ke yogya :)

    ReplyDelete
  4. Waaaaaaks :D Raminten :D aku dari dulu seringnya cuma lewat raminten doang -_- nggak pernah mampir wkwkwk :D kadang waitinglistnya lamaaak ._.

    ReplyDelete