Friday, December 23, 2022

Sarapan Soto Segeer Mbok Giyem Boyolali di Sleman




Ketika di kantor penerbit, saya diajak bermain ke Boyolali, ke rumah editor yang ada di sana. Sebelum sampai Boyolali, lebih tepatnya masih di Sleman, kami sarapan soto Segeer Mbok Giyem yang sebenarnya asli Boyolali, tetapi ada di Sleman.

Sejujurnya, saya bukan orang yang bisa sarapan nasi sebelum melakukan perjalanan menggunakan kendaraan. Sebab, selalu saja mabuk perjalanan, terutama ketika makan nasi. Maka, untuk mengatasi hal itu, saya memesan nasi dengan porsi separuh. Namun, ketika datang ternyata porsi soto di sana sangat sedikit. Soto Segeer Mbok Giyem disajikan di atas mangkuk kecil dengan kuah melimpah.

Saya baru pertama kali makan soto bening seperti ini. Kuahnya berupa soto bening dengan kecambah dan potongan daging. Mungkin karena saya memesan nasi separuh, nasinya sampai tidak terlihat, seakan-akan hanya berisi kuah soto saja.
Sunday, December 18, 2022

Menulis Epilog Novel Arunika di 0 Kilometer Coffee and Tea Yogyakarta



Sebenarnya, tidak ada rencana keluar di hari terakhir di Yogyakarta. Hem, ada rencana keluar sekadar membeli bakpia saja untuk oleh-oleh. Namun, tiba-tiba saya ingin eksplore kafe lagi. Maka, saya ingin ke Pasar Beringharjo dulu, kemudian mencari kafe.

Ada beberapa rekomendasi kafe yang saya dapatkan di internet. Saya mencarinya dengan kata kunci “kafe di Malioboro”. Lalu, salah satu laman muncul mengenai kafe di titik nol kilometer Yogyakarta, yang tidak jauh dari Malioboro. 

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencari 0 Kilometer Coffee & Tea yang menurut informasi ada di sekitar Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Maka, setelah menjelajahi Pasar Beringharjo (niatnya cari sarapan di sini, tetapi hanya menemukan baju dan baju) saya berjalan kaki ke arah Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Sesampainya di perempatan, saya berhenti dan melihat map. 

Saya melihat kanan kiri, namun tidak menemukan yang saya cari. Saya melihat map lagi dan mencocokan dengan gedung BNI yang ada di perempatan itu. Akhirnya, saya memutuskan menyeberang dan berdiri di depan gedung Pos Indonesia. Ternyata, gedung Pos Indonesia itu ada kafe juga loh. Namanya Kopi Pos. Tapi, karena bukan ini tujuan saya maka lain kali akan saya coba kalau ke Jogja lagi.

Dari gedung Pos Indonesia jalan lurus ke arah gedung BNI, lalu belok kiri mengikuti trotoar. Dan, 0 Kilometer Coffee & Tea ada di belakang gedung BNI pas, bersebelahan dengan gedung perpustakaan. Itu berarti saya harus menyeberang.

0 Kilometer Coffee & Tea


Thursday, December 15, 2022

Sarapan Gudeg Mbah Lindu, Menulis di Malio Gelato dan Loko Coffee Yogyakarta



Dari hari pertama di Yogyakarta, saya lebih banyak diajak main sama kepala redaksi dan editor. Sehingga, saya tidak benar-benar menulis novel Arunika. Paling-paling, saya membaca ulang dan mengeditnya. Nah, di dua hari terakhir saya di Yogyakarta, saya mulai mengeksplorasi kafe-kafe dan menikmati Jalan Malioboro.

Setelah jalan-jalan saya ke Malioboro tahun 2019 lalu. Kini, saya menikmati wajah Malioboro yang baru. Saya lupa tepatnya kapan, semua penjual di sisi kanan kiri jalan Malioboro dipindah ke tempat baru yang disebut dengan Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2. 

Memang, tidak ada hal yang istimewa di Jalan Malioboro. Di sana sekadar jalan dengan sisi kanan kiri yang difasilitasi trotoar dengan kursi-kursi yang lampu jalan. Namun, bagi saya Jalan Malioboro merupakan jalan yang sangat nyaman untuk saya pergunakan jalan kaki. Saya sangat suka berjalan kaki. Pada tahun 2019, saya bahkan jalan kaki dari Tugu Yogyakarta sampai ke alun-alun Yogyakarta yang ada dua pohon kembar itu. Waktu itu, saya bersama adik.

Kedatangan saya ke Malioboro hari ini adalah ingin menikmati perjalanan di trotoar Malioboro dan mencoba Loko Coffee yang ada di stasiun Tugu. Tak hanya itu, saya datang pagi-pagi karena ingin sarapan nasi gudeg Mbah Lindu. Tahun 2019 lalu, saya sudah mencobanya dan cocok, makanya saya tidak mau melewatkannya kali ini.
Wednesday, December 14, 2022

Menulis Novel Arunika di Cinema Bakery Yogyakarta



Sejak awal, saya sudah berencana untuk berlibur ke Yogyakarta. Awalnya, saya ingin full liburan. Akan tetapi, ternyata kepada redaksi meminta untuk novel kedua dari saya. Maka dari itu, liburan kali ini sekaligus membicarakan mengenai novel Arunika di kantor penerbit yang ada di Yogyakarta.

Jadinya, perjalanan saya kali ini ke Yogyakarta, selain untuk liburan pun untuk menyelesaikan novel Arunika. 

Novel Arunika sudah saya tulis sampai bab 28 di Wattpad. Akan tetapi, ada beberapa hal yang mengganjal mengenai naskah tersebut. Maka, saya membicarakan kembali dengan editor dan kepala redaksi, sekaligus menuntaskan novel sampai epilog.

Kali ini, saya melanjutkan menulis novel Arunika di sebuah kafe kue yang ada di daerah Sleman, Yogyakarta. Kata Mbak Editor, tempat ini mengingatkannya akan novel Madeira yang merupakan sebuah toko kue. 

Konsep Cinema Bakery nyaris seperti Madeira Bakery yaitu menyediakan kue-kue dan minuman.

Baik, mari kita membahas mengenai Cinema Bakery.

Cinema Bakery Yogyakarta