Menduniakan Madura #2 : Air Terjun Toroan, Sampang, Madura



Air Terjun Toroan, Sampang, Madura - Mungkin, hari kedua inilah yang paling saya tunggu-tunggu dari acara #MenduniakanMadura. Alasannya, di hari kedua ini kami akan menyeberang ke Pulau Giliyang, Sumenep, Madura. Pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia.

Sebelum saya menceritakan mengenai perjalanan ke Pulau Giliyang, mari saya ceritakan mengenai pagi di Desa Batioh. Pagi itu, sehabis subuh, kami berjalan ke arah pantai Nepa. Di dekat homestay ada sebuah mushola (Langgar) yang sudah ramai dengan anak-anak kecil mengaji. Jujur, saya merasa adem banget melihat pemandangan tersebut. Dan, setelah dari pantai saya melewati mushola lagi. Anak-anak kecil yang mengaji tadi, ada beberapa yang main-main di halaman mushola (mereka melepas alas kaki ketika bermain di halaman) dan beberapa anak perempuan menyapu jalan yang kami lintasi.

Menduniakan Madura #1 : Menikmati Manisnya Pantai dan Hutan Kera Nepa di Desa Batioh



Menikmati Manisnya Pantai dan Hutan Kera Nepa di Desa Batioh, MaduraBenar-benar tidak menyangka bakalan dapat surat elektronik dari Mas Wahyu Alam, bahwa saya terpilih menjadi salah satu blogger yang akan #MenduniakanMadura. Memang, sebelumnya saya ikut mendaftar acara tersebut, tapi saya tidak menyangka bakalan terpilih nantinya. Tentu saja, saya sangat senang dan benar-benar terharu!

Seperti yang teman-teman ketahui, saya merupakan orang yang lemah dalam perjalanan, alias pemabok. Dan hal tersebut menganggu sekali, maka untuk mengatasi hal tersebut, satu minggu sebelum acara setiap pagi saya naik sepeda. Tentu saja, saya ingin tetap fit ketika acara dan tidak merepotkan orang lain. Dan Alhamdulillah, selama acara berlangsung selama 4 hari 3 malam, 22-25 November 2016 saya sehat walafiat! Tidak ada keluhan mabuk atau bagaimana-bagaimana.

Titik berkumpulnya acara ini berada di kantor BPWS yaitu Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura yang berlokasi di bibir jembatan Suramadu bagian Surabaya. Nah, karena saya dari Mojokerto yang berarti kantor BPWS berada di sebelah kanan jalan. Itu berarti saya harus melewati jalan di bawah jembatan Suramadu untuk sampai di kantor tersebut. Informasi ini, saya dapatkan dari Mbak Yuni. Selama perjalanan, saya sudah wanti-wanti “Lewat bawah jembatan”.