6 Benda yang Tak Boleh Tertinggal Ketika Liburan



6 Benda yang Tak Boleh Tertinggal Ketika Liburan - Pernah nggak, keluar rumah atau katakanlah sedang liburan, kemudian melupakan sesuatu yang penting? Benda-benda sepele, yang sangat diperlukan di saat-saat genting, kalau-kalau ... Tentunya, kita pernah mengalami hal tersebut. Dan, rasanya sangat-sangat tidak enak. Liburan atau hangout yang seharusnya menyenangkan, menjadi risau karena kita meninggalkan sesuatu di rumah yang membuat kita menunggu waktu berlalu, sampai akhirnya waktunya pulang.

Seperti kata pepatah, sedia aku sebelum hujan, biar nanti kamu kupeluk eh, canda. Yang benar, sedia payung sebelum hujan, maka barang-barang yang semestinya saya bawa ke mana-mana, harus memang dibawa ke mana-mana. Seperti ketika musim hujan, saya berkendara dengan motor. Saat perjalanan saya tak akan tenang, takut-takut nantinya akan hujan dan saya harus berteduh. Menunggu hujan reda. Hal-hal sepele semacam itu, benar-benar menganggu bila tak berada ditempatnya.

Nah, benda-benda berikut adalah benda-benda yang nggak boleh saya lewatkan ketika saya liburan atau sekadar keluar rumah. Saya tulis berdasarkan tingkat “paling penting”.
Pernah nggak, keluar rumah atau katakanlah sedang liburan, kemudian melupakan sesuatu yang penting? Benda-benda sepele, yang sangat diperlukan di saat-saat genting, kalau-kalau ... Tentunya, kita pernah mengalami hal tersebut. Dan, rasanya sangat-sangat tidak enak. Liburan atau hangout yang seharusnya menyenangkan, menjadi risau karena kita meninggalkan sesuatu di rumah yang membuat kita menunggu waktu berlalu, sampai akhirnya waktunya pulang.

Seperti kata pepatah, sedia aku sebelum hujan, biar nanti kamu kupeluk eh, canda. Yang benar, sedia payung sebelum hujan, maka barang-barang yang semestinya saya bawa ke mana-mana, harus memang dibawa ke mana-mana. Seperti ketika musim hujan, saya berkendara dengan motor. Saat perjalanan saya tak akan tenang, takut-takut nantinya akan hujan dan saya harus berteduh. Menunggu hujan reda. Hal-hal sepele semacam itu, benar-benar menganggu bila tak berada ditempatnya.

Nah, benda-benda berikut adalah benda-benda yang nggak boleh saya lewatkan ketika saya liburan atau sekadar keluar rumah. Saya tulis berdasarkan tingkat “paling penting”.

1 | Dompet

Dompet saya itu ibarat tempat saya bergantung hidup ketika keluar rumah. Ah, tak hanya bagi saya, tapi saya yakin kalian juga merasa demikian. Bagaimana nggak bergantung sama dompet kecil pemberian sepupu saya itu, bila semua hal penting berada di dalam sana? Yang terutama adalah uang. Nantinya saya akan membeli sesuatu, tapi dompet saya tertinggal. Tentu saja, saya tidak akan bisa membeli sesuatu tersebut.

Tak hanya mengenai uang yang berharga tapi juga ada kartu ATM. Saya pernah bercerita kalau di dalam dompet saya tidak banyak uang cash. Paling besar Rp. 200.000,-. Kalau butuh lebih, saya harus mencari mesin ATM terdekat. Karena tidak menutup kemungkinan, nantinya saya akan membutuhkan uang lebih. Dan, saya harus membawa kartu ATM.

Selain uang dan kartu ATM, di dalam dompet adapula STNK dan SIM. Sudah saya katakan, kan, kalau ke mana-mana saya membawa motor? Kedua surat tersebut sangat penting, karena kita tak tahu kapan akan tiba masanya, saya kena razia polisi. Atau sekadar ke mal dan harus menunjukkan STNK. Saya pernah ke kota Mojokerto dengan pedenya, padahal ternyata di dalam dompet saya tak ada STNK. Astaga, untung saja tak ada razia.

Tak kalah penting dari STNK atau SIM, tentu KTP juga penting. Jaman kuliah dulu, kami – saya dan teman kos- sering keluar malam ke Taman Bungkul. Menjelang jam 12 malam, satpol PP pasti merazia pengunjung dengan menanyakan KTP mereka. Untungnya, saya selalu bawa dompet. Kalau nggak? Pasti sudah diciduk.
2 | Smartphone
Hari gini, siapa yang nggak punya smartphone? Dan menganggap smartphone itu sangat penting dibawa ke mana-mana. Smartphone itu semacam kartunama, selayaknya KTP. Sebuah identitas diri. Terlebih lagi bagi saya, yang mengantungkan income dari internet. Sangatlah nggak enak, ketika keluar rumah saya tak menyertakan ponsel pintar ke dalam tas rumbai-rumbai saya. Sangat-sangat menganggu konsentrasi saya.

Bagi saya, smartphone merupakan alat penghubung, perantara rejeki, dan akses internet. Duh, saya nggak tahan kalau sehari saja tidak mengakses internet dan mengetahui kabar dunia maya. Ah, yang paling penting bukan itu sih, tapi saya harus mengecek surel masuk, kali-kali saja ada job yang nangkring di sana. Atau sekadar untuk mengecek visitor blog saya hari ini.

3 | Powerbank

Sudah jelas, apa alasan kenapa benda kecil mungil berwarna hitam milik saya ini penting untuk dibawa. Tentunya, benda ini membawa daya atau nyawa cadangan untuk smartphone saya yang tak bisa lepas dari genggaman tersebut. Dulu, sebelum mempunyai powerbank, ketika baterai smartphone hampir habis, saya harus rela menonaktifkan demi kepentingan mendadak kalau-kalau ada keadaan genting. Kalau sekarang sih, bebas, asal powerbank selalu dibawa.

4 | Token Bank

Kenapa token bank sangat penting bagi saya? Karena sewaktu-waktu pasti saya butuhkan. Seperti pepatah yang saya sebutkan di atas, token bank semacam payung. Persiapan kalau-kalau saya membutuhkan pulsa di saat keadaan genting. Terutama, ketika pulsa saya akan  habis dan saya sedang travelling ke tempat yang jauh dari konter. Tentunya, saya harus membeli pulsa melalui internet.

Beruntung sekali ya, sekarang bisa membeli pulsa via online. Karena dengan demikian tak perlu repot-repot lagi cari konter terdekat. Sekarang banyak penyedia jasa isi pulsa online, salah satunya MatahariMall.com . Harga paket data MatahariMall tentuny lebih bersahabat daripada membeli via konter. Dan juga, menawarkan pelbagai macam pilihan operator (semua operator) dan pilihan paket data. Iya, beli pulsa di MatahariMall.com tak hanya berupa pulsa, tapi juga bisa berupa paket data.

5 | Kamera

Benda satu ini, baru saja masuk ke daftar penting saya. Yaitu Etro, kamera mirrorless yang baru saya beli beberapa waktu lalu. Untuk kamera ini nggak terlalu penting-penting amat dibawa hangout, tapi kepikiran juga kalau keluar rumah apalagi liburan nggak dibawa. Mbulet. Iya, aslinya ini kamera penting untuk dibawa, hanya saja fungsinya bisa digantikan dengan poin nomor dua, yaitu smartphone – dengan catatan, hasil foto tak sememuaskan dengan membawa Etro.

6 | Notebook / bulpoin

Sebagai penulis, notebook atau buku catatan selalu ada di dalam kantong ajaib saya (red: tas). Buku catatan kecil ini, saya bawa ketika ingin menuliskan sesuatu. Mengenai perasaan saya ketika perjalanan kereta atau mengenai ide-ide yang berseliweran. Sebenarnya, poin lima ini (lagi-lagi) bisa digantikan fungsinya oleh poin dua. Tapi, rasanya aneh saja kalau menulis ide atau catatan di dalam smartphone. Kurang greget.

Itulah benda-benda yang semestinya saya bawa ke mana-mana di dalam tas. Jadinya, tas merupakan rumah yang bisa dibawa ke mana-mana. Saya yakin, di antara teman-teman pasti memiliki daftar yang sama dengan saya. Bahkan, sama.


Jadi, apa isi kantong ajaibmu?

[Guest Post] Menjelalah Malaysia-Singapura dalam Waktu Tiga Hari


Hallo, kali ini postingan di BitterSweet dipersembahkan oleh Mbak Swastikha pemilik blog www.kotakwarna.com. Mbak Tikha menceritakan mengenai perjalanannya ke Malaysia bareng keluarganya. 

Menjelalah Malaysia-Singapura dalam Waktu Tiga Hari - Mengunjungi dua negara dalam waktu tiga hari? Kenapa tidak. Simak yuk catatan perjalanan saya tahun lalu bersama keluarga.

Berawal dari rencana Kakak yang ingin ke Malaysia bersama dua temannya. Karena perginya hanya bertiga, mereka pun mengajak saya.

Rencanya kami mau backpaker  gitu deh. Dan kebetulan salah satu teman kakak punya sepupu yang kuliah di Malaysia. Nantinya dia yang akan jadi pemandu kami.

Berhubung saya jarang bepergian jauh tanpa ortu. Akhirnya minta ijin ke Mama. Ternyata responnya beda Mama juga ingin ikutan plus Papi dan Suami Kakak. Rencanan pergi bertiga berubah jadi bertujuh. Terpaksa deh segala ittenary berubah.

Tadinya kami kemana-mana mau naik angkutan umum dan akhirnya diubah sewa mobil soal kasihan sama Mama yang lututnya sakit.

Kami sengaja tidak membawa koper besar soalnya nanti akan melewati imigrasi darat dan itu melelahkan. Sesuai arahan kakak kami disuruh membawa koper yang cukup ditaruh di Kabin.

Ingin Membeli Rumah Bekas? Simak 3 Tips Ini



Ingin Membeli Rumah Bekas? Simak 3 Tips Ini - Harga jual rumah bekas memang masih tergolong mahal. Namun bila dibandingkan dengan membeli rumah baru, tentu harga beli rumah bekas ini akan jauh lebih murah. Meski begitu, Anda harus lebih jeli mengamati kondisi rumah tersebut agar tidak kecewa dikemudian hari.

Jika Anda ingin segera membeli rumah namun tidak ingin menjadikan bank sebagai perantara, Anda bisa mencoba untuk membeli rumah bekas. Meski ini bukan rumah baru, Anda harus tetap waspada dan memperhatikan berbagai aspek saat memilih rumah bekas. Jangan mudah tergiur dengan berbagai penawaran dan harga jual rumah yang murah. Lalu, bagaimana tips membeli rumah bekas? Berikut ulasannya:

Nongkrong Asik di Tong Tji Tea House Sunrise Mall Mojokerto



Nongkrong Asik di Tong Tji Tea House Sunrise Mall MojokertoMinggu kemarin, tepatnya  4 September 2016, saya jalan-jalan ke Mojokerto (sendirian lagi, hiks!) dan mampir ke Sunrise Mall. Niatnya sih ke Mojokerto mencari pulpen tapi ternyata tokonya tutup. Akhirnya, saya mampir membeli bunga plastik untuk properti foto di daerah sekitar  Jl. Majapahit . Setelah itu, karena bingung mau ke mana lagi, saya mampir ke mall di Mojokerto yang baru dibuka beberapa waktu yang lalu.

Tak ada alasan khusus kenapa saya ke Sunrise Mall. Mungkin sekadar jalan-jalan melihat-lihat baju atau sepatu tanpa membeli. Atau sekadar membeli camilan di foodcourt. Nyatanya, sesampainya di sana saya justru menemukan pemandangan yang jarang saya temui di Mojokerto. Yaitu, sebuah kafe dengan jendela lebar, tembus pandang. Kafe tersebut menjadi bagian dari Sunrise Mall dengan konsep dua lantai, kursi-kursi  berada di tepi kaca. Rasa penasaran saya pun muncul dan saya memutuskan masuk ke kafe tersebut.

Jalan Legian Bali - Indonesia atau Luar Negeri?



Jalan Legian Bali - Indonesia atau Luar Negeri? Udara malam mulai menggigit, membuat saya merapatkan jaket parka yang tak seberapa tebal itu. Meskipun badan lelah, perut masih terasa mual, dan saya sudah siap-siap jika badan semakin memburuk. Saya pun tetap mengiyakan ajakan Mbak Yuni untuk jalan-jalan di sekitar hotel, tepatnya di jalan Legian.

Tujuan kami malam itu adalah pergi melihat monumen Bom Bali.

Dari arah Siesta Hotel, kami mengambil jalan ke arah kanan, kemudian menyeberang jalan dan melewati jalan sepi. Sampai akhirnya kami menemukan jalan raya yang terbilang cukup ramai pula. Kami berjalan melewati trotoar lurus sampai akhirnya sampai di jalan Legian. Lalu, kami mengambil arah kiri. Di sana, saya melihat banyak sekali pertokoan dengan instalansi lampu-lampu jalan, papan-papan menyala, penjual-penjual, jalan yang dipenuhi oleh mobil dan motor, kafe, bar, dan bule.

Bali Trip - Part 3: Mengejar Sunset di Pantai Pandawa



Bali Trip - Part 3: Mengejar Sunset di Pantai PandawaSebagai pengingat, sebelumnya saya sudah menulis mengenai Bali Trip- Part 1 dan Bali Trip – Part 2. Kedua artikel itu membahas mengenai Pantai Tanjung Benoa dan Water Blow. Untuk kali ini, masih di hari yang sama, perjalanan kami berlanjut ke pantai Padang-Padang dan Pantai Pandawa. Ah, sepertinya pemburuan kami memang mengenai pantai-pantai saja ya.

Setelah selama kurang lebih dua jam di GWK, Bali, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Padang-Padang. Gila ya, jalannya macet, udara panas – padahal kayak pegunungan gitu jalannya kelok-kelok, dan saya benar-benar lemas gila. Ingin muntah. Sumpah kalau yang ini benar-benar lemas saya.

Selama perjalanan itu saya berharap hanya satu, segera sampai di tujuan! Mau bagaimana lagi? Masa iya, saya nyari uber buat balik ke hotel? Nggak lucu. Akhirnya, ketika kendaraan yang kami tumpangi berhenti, saya menarik napas lega. Sayangnya, masalah mual dan lemas itu belum juga selesai dengan berhentinya kendaraan.