Memilih Sepatu yang Nyaman Untuk Bepergian


Memilih Sepatu yang Nyaman Untuk Bepergian Kalau membicarakan mengenai perjalanan atau traveling, tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan. Apa saja yang akan kita bawa, sepatu apa yang harus kita kenakan, tas mana yang kita pakai, dan macam-macam. Ada beberapa orang yang menyiapkan segala keperluan tersebut jauh-jauh hari, ada pula yang menyiapkannya satu hari sebelum keberangkatan. Dan, saya adalah golongan terakhir.

Untuk memilih apa saja yang kita bawa dan pakai, yang tak kalah penting adalah kenyamanan. Terutama untuk masalah sepatu. Sepatu atau alas kaki apa yang harus dikenakan haruslah nyaman dan tidak membuat kaki lecet. Pengalaman ketika pergi ke Gunung Bromo, saya kelimpungan mencari sepatu. Karena, saat itu saya berada di Pare dan hanya membawa flat shoes dan sendal biasa. Akhirnya, setelah ke sana kemari, saya meminjam sepatu dari teman satu camp.

Ayam Geprek Mbok Judes : Makan Enak Murah di Mojokerto


Ayam Geprek Mbok Judes : Makan Enak Murah di Mojokerto - Bagi saya kuliner itu nggak ada matinya. Apalagi, kuliner yang target pasarnya adalah anak-anak muda nan gaol *xoxo*. Sayangnya, di kota kecil saya ini tak banyak kuliner yang menjanjikan rasa dan harga murah. Kebanyakan sih, paling makan di KFC atau M2M sambil nongkrong. Tapi, tahu sendirilah, tempat makan dengan makanan cepat saji semacam itu masih tergolong makanan yang mahal. Belum lagi potongan PPn. 

Ternyata, di Mojokerto ada loh tempat makan enak dan murah meriah. Mana bisa nambah nasi, lagi! Hayooo, sudah pada tahu belum tempat ini? Menurut info, tempat ini hanya ada di Malang dan di Mojokerto. Tempat makan murah enak di Mojokerto itu ya Ayam Geprek Mbok Judes. Namanya unik ya?

Mengintip Pembuatan Bakpia Pathok 25

Mengintip Pembuatan Bakpia Pathok 25


Di mana ada awal, di situ pasti ada akhir. Di mana ada perjalanan, di situ pasti ada kata “Pulang”

Mengintip Pembuatan Bakpia Pathok 25 - Tidak terasa, akhirnya ini adalah catatan terakhir mengenai kunjungan saya ke Jogja Maret lalu. Waktu itu, saya sedikit menyesal karena tidak jalan-jalan sendirian. Sungguh. Saya lupa, kalau ada Go-Jek! *katrok*

Hari terakhir, saya pergi jalan-jalan dengan Nana, kawan saya yang saya kenal di Pare. Saya minta kepada dia, untuk mengantar saya ke tempat pembuatan Bakpia Pathok. Lalu, dia menyarankan untuk ke Bakpia 25. Saya mengiyakan.

Lokasi Bakpia 25, ada di daerah dekat Malioboro – diingat-ingat semua lokasi wisata dekat Malioboro -. Jadi, dari Jalan Malioboro, kami masuk ke arah kanan. Tidak jauh dari sana, ada deretan toko-toko Bakpia, tidak hanya Bakpia 25 saja. Kemudian, di salah satu toko tersebut, ada toko oleh-oleh Bakpia 25. Toko tersebut amat besar dan luas.

“Kamu mau beli langsung, atau lihat pembuatannya?”tanya Nana, waktu itu.

“Pembuatannya,”jawabku. Lalu, kami diberitahu oleh satpam di toko tersebut, kalau pembuatan Bakpia 25 masih lurus, lalu belok kanan. Ada sebuah plakat kecil menunjukkan jalan ke arah pembuatan Bakpia 25.

Icip-Icip Gudeg Yu Djum





Icip-Icip Gudeg Yu Djum - Hal yang paling saya sesalkan ketika mengunjungi House Of Raminten adalah lupa memesan nasi gudeg. Memang, saya pernah makan nasi gudeg. Tapi, gudeg tersebut saya beli di Surabaya. Saya belum pernah mencicipi yang langsung dari tanah kelahirannya, yaitu Yogyakarta. Untuk itu, saya meminta Rizky untuk mengantarkan saya ke penjual gudeg, dan Rizky mengajak saya ke Gudeg Yu Djum, yang berada di belakang kampus UGM.

Taman Lampion Jogjakarta : Kerinduan yang Tak Berujung


Taman Lampion Jogjakarta : Kerinduan yang Tak Berujung - Usai saya pergi ke House Of Raminten, saya mengajak Rizky ke Taman Lampion atau Taman Pelangi yang ada di Monjali alias Monumen Jogja Kembali. Taman Pelangi tersebut, berada di area sekitar munumen. Tepatnya, berada di  Dusun Jongkang, Sariharjo, Kec. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti biasa, untuk menuju Monjali kami mengandalkan Google Map. 

Sebenarnya, lokasi Monjali berada di tepi jalan raya - jalan besar- tapi, karena kalau melewati jalan raya, kami harus putar balik. Maka, Google Map memberikan arahan melewati jalan tikus, sehingga tanpa harus memutar. Terkadang, saya pikir Google Map semacam manusia saja, yang memberikan jalan kecil untuk kami. Sama halnya, ketika ke Angkringan Lik Man dulu.